Senin, 19 Mei 2014

ANALISIS PORTOFOLIO (INDIVIDU)

Analisis Fortopolio Manajemen Investasi
Frischa Lamria
23213587
1 EB 18
Pendahuluan

Suatu bentuk usaha selalu diharapkan agar dapat bertahan, bahkan lebih berkembang dari waktu ke waktu persoalan  strategi  verifikasi investasi terhadap usaha perusahaan . Bentuk verifikasi investasi sering dikenal dengan bentuk portofolio perusahaan dapat memilih komponen sesuai dengankeinginan dan analisis yang tepat dari investor .

Analisis portofolio adalah suatu alat yg digunakan oleh manajemen untuk mengenali dan 
mengevaluasi berbagai bisnis yg berbentuk perusahaan.
Dalam manajemen strategis dan pemasaran, istilah portfolio digunakan untuk menunjukkan sekumpulan produk, proyek, layanan jasa atau merk yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu perusahaan.

 Dalam mengembangkan portfolionya, sebuah perusahaan dapat menggunakan aneka teknik analisis termasuk analisis Boston Consulting Group, analisis margin kontribusi, analisis G.E multi faktor , Quality Function Deployment (QFD) Setiap perusahaan senantiasa berupaya untuk meraih difersifikasi dan keseimbangan dalam portfolio produk yang ditawarkan.

Kebanyakan algoritma optimisasi portfolio adalah berdasarkan pada Teori Portfolio Modern atau juga disebut MPT-Modern Portfolio Theory, dan yang paling sering digunakan adalah metode optimisasi perbedaan makna ( mean-variance ooptimization) dimana alokasi portfolio adalah ditujukan guna memaksimalkan keuntungan dengan cara menekan risiko.

Ahmad (2004) memberikan pengertian investasi yaitu sebagai   berikut :

a.       Suatu tindakan membeli barang-barang modal.
b.      Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan dimasa yang       akan datang.
c.       Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat   penyertaan lainnya.


Halim (2003 : 2), investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Macam-macam bentuk investasi adalah sebagai berikut :


1.        Investasi langsung (direct investment) adalah investasi pada asset riil (Real Assets) misalnya : pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan / perkebunan, dan lain-lain.

2.      Investasi tidak langsung (indirect investment) atau investasi portofolio adalah investasi pada asset finansial (financial assets):
a.       Investasi di pasar uang : deposito, sertifikat BI.
b.      Investasi di pasar modal : saham, obligasi, opsi, warrant.








Sumber-sumber dana untuk investasi ini berasal dari :
1.      Asset yang dimiliki saat ini
2.      Pinjaman dari pihak lain
3.      Tabungan.

Oleh karena itu maka adapun langkah-langkah dalam melakukan investasi portofolio adalah sebagai berikut (Husnan, 2003 : 454) :          

1.    Menentukan kebijakan investasi
2.     
Pada tahap awal pengambilan keputusan, investor perlu menetapkan tujuannya berinvestasi dan menentukan besarnya investasi yang akan ditanam. Mengingat adanya korelasi antara risiko dan keuntungan (return) yang diperoleh, maka investor tidak dapat mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya karena akan ada kerugian yang harus dihadapinya. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan, baik dalam keuntungan maupun risiko.

2.        Analisis Sekuritas

      Pada tahap ini akan diadakan analisis terhadap individual (sekelompok) sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas, yaitu sebagai berikut.

a.       Pendapat pertama menyatakan bahwa sekuritas mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) Dengan analisis ini akan dapat dideteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini. Cara tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga pada masa yang lalu sebagai upaya memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang dengan melihat nilai transaksi yang terjadi. Sedangkan  analisis fundamental didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administratur bursa efek.
b.      Pendapat kedua menyatakan bahwa pasar modal adalah efisien. Dengan demikian, peralihan sekuritas tidak didasarkan atas frekuensi risiko para pemodal (pemodal yang bersedia menanggung risiko tinggi akan memilih sekuritas yang berisiko tinggi), pola kebutuhan kas, dan sebagainya. Jadi, menurut pendapat ini keuntungan yang diperoleh pemodal sesuai dengan risiko yang ditanggung.













3.   Pembentukan Portofolio
   Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas mana saja yang akan dipilih untuk membentuk portofolio dan berapa proporsi dana yang akan ditanam pada tiap-tiap sekuritas tersebut. Adanya pemilihan sekuritas ini (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk meminimalkan risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini akan dipengaruhi oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, dan status pajak.

  Pendapat kedua menyatakan bahwa pasar modal adalah efisien. Dengan demikian, peralihan sekuritas tidak didasarkan atas frekuensi risiko para pemodal (pemodal yang bersedia menanggung risiko tinggi akan memilih sekuritas yang berisiko tinggi), pola kebutuhan kas, dan sebagainya. Jadi, menurut pendapat ini keuntungan yang diperoleh pemodal sesuai dengan risiko yang ditanggung.



4.  Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini pemodal mengadakan penilaian terhadap kinerja portofolionya, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar bahwa suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik daripada portofolio lainnya karena adanya faktor risiko yang perlu dimasukkan juga.

1.      Tingkat pengembalian yang diharapkan (Expected Rate Of Return)
Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.

a.       Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM, dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, semakin tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan.

b.   Kondisi eksternal perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestik maupun internasional serta tingkat inflasi yang terjadi. Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan.


            Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan pajak, misalnya diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Faktor sosial politik juga menentukan gairah investasi, karena jika sosial politik stabil maka pada umumnya juga meningkat. Demikian pula faktor keamanan (kondisi keamanan negara).





2.      Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang
Ramalan yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian akan menjadi lebih baik lagi pada masa depan, yaitu diramalkan bahwa harga-harga akan tetap stabil (tingkat inflasi stabil) dan pertumbuhan ekonomi maupun pertambahan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan lebih cepat, merupakan keadaan yang akan mendorong pertumbuhan investasi. Jika terjadi inflasi maka akan menurunkan investasi portofolio yang akan ditanam oleh para investor, sehingga kondisi ini akan mempengaruhi menurunnya harga sekuritas di pasar modal sehingga menyebabkan investor lebih suka menanamkan uangnya dalam bentuk investasi yang lain,


3.      Tingkat bunga
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanamkan modal apabila tingkat pengembalian modal dari penanaman modalnya itu, yaitu persentase keuntungan neto (tetapi sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar) modal yang diperoleh, lebih besar dari tingkat bunga.
.
4.      Biaya investasi
Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman, karena semakin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi semakin mahal. Akibatnya minat berinvestasi semakin menurun.
Faktor lembaga juga mempengaruhi biaya investasi karena prosedur izin yang berbelit-belit dan lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan memperhitungkan nilai waktu uang dari investasi semakin mahal. Demikian halnya dengan keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian hukum, stabilitas politik, dan keadaan keamanan

5.   Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
Hubungan antara pendapatan nasional dan investasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup erat di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional. Investasi akan meningkat apabila pendapatan nasional semakin meningkat dan begitu juga sebaliknya.

Sukirno (2005 : 381), Penanaman modal portofolio merupakan penanaman modal dalam bentuk pemilikan surat-surat pinjaman jangka panjang dan saham-saham dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di negara-negara berkembang, jadi hanyalah berupa penyertaan dalam pemilikan perusahaan dan bukan penguasaan kegiatan perusahaan sehari-hari. Dengan kata lain investasi portofolio (Portofolio Investment ) merupakan pembelian saham dan obligasi yang semata-mata tujuannya untuk mendapatkan hasil dari dana yang diinvestasikan oleh para investor melalui pasar modal. Sukirno (2006 : 231), investasi portofolio adalah investasi dalam bentuk membeli harta keuangan seperti bond, saham perusahaan dan obligasi pemerintah.











Return Portfolio

(Return Portofolio) Return merupakan pengembalian pendapatan yang diterima dari investasi ditambah perubahan harga pasar, biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pasar investasi awal (Van Horne, 1997). Return yang  diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa yang akan datang. Sedangkan return yang terjadi (actual return) merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa yang telah lalu.

Portofolio saham merupakan hasil atau keuntungan yang
diperoleh investor dari setiap alternat
if investasi, dan dapat berasal dari:

1. Yield adalah return
yang merupakan komponen dasar dari suatu  investasi, berupa
cash flowyang diterima secara periodik dan biasanya disebut dividen. Besarnya
Yield  bisa positif, nol atau negatif.

2. Capital Gain atau capital loss  adalah return yang diperoleh investor yang  berasal dari perubahan harga aset-aset yang dipegangnya. Apabila  perubahan harga tersebut positif maka disebut  capital gain, sedangkan bila perubahan harga tersebut negatif disebut capital loss.

Risk Portfolio
(Risiko Portofolio)  Risiko adalah kerugian yang dihadapi oleh para investor (Fabozzi, 1995).

Risiko merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan (Brigham and Weston, 1990). Risiko juga
didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan atau variabilitas

actual return suatu investasi dengan expected return (Elton dan Gruber, 1995).

















Besarnya risiko dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1.Interest Rate Risk,  adalah variabilitas  return yang disebabkan oleh perubahan tingkat suku bunga.

2.Market Risk, adalah variabilitas  return yang disebabkan oleh fluktuasi pasar secara keseluruhan.

3.Inflation Risk, adalah risiko yang mempengruhi seluruh saham yang di Quote dalam mata uang tertentu.

4.Business Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena melakukan investasi  pada industri atau lingkungan tertentu.

5.Financial Risk, adalah risiko yang timbul karena perusahaan menggunakan instrumen uang.

.
6. Liquidity Risk, adalah risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder  dimana instrumen investasi tersebut diperdagangkan.

7.Exchange Rate Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena perubahan nilai  tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain apabila investor  melakukan investasi ke berbagai nega
ra (diversifikasi internasional).

8.Country Risk, adalah risiko yang terkait dengan risiko atau keadaan politik suatu negara tempat berinvestasi


Portofolio efisien.

Portofolio efisien adalah kombinasi investasi yang memberikan nilai return yang sama dengan tingkat risiko yang minimal atau dengan tingkat risiko yang sama akan memberikan return yang maksimal (Brigham and Daves, 2004). Pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan memilih saham-saham berdasarkan return dan risiko yang sesuai dengan profil investor.


Berikut ini adalah definisi operasional dan pengukuran variabel beberapa hal yang berhubungan dengan analisis portofolio optimal, yaitu:











1. Realized Return  (Rt) adalah prosentase perubahan harga penutupan saham A  pada bulan ke t dikurangi harga penutupan saham A pada hari ke t-1 kemudian hasilnya dibagi dengan harga penutupan saham A pada hari ke t-1.

RT(I)=   Pt(i)-Pt-1(i)  Dibagi Pt-1(i)

Keterangan:
RT(i) = return realisasi saham i
P(t) = closing price saham i pada hari ke t
P t-1 =  closing price saham i pada hari ke t-1



2. Tingkat keuntungan yang diharapkan atau expected return
tiap saham individual merupakan prosentase rata-rata realized return saham i dibagi jumlah realized return
saham i. Dihitung dengan program  Excel menggunakan rumus
Average atau menggunakan rumus:

E(Ri)=             ƩR(t-i) dibagi n

Keterangan:
E(Ri)= expected return
Rt-i = return realisasi saham i
n = jumlah realized return saham i


3. Standar Deviasi(SD) digunakan untuk mengukur risiko dari  realized return,  yang dapat dihitung dengan program Excel menggunakan rumus

4. Variance
(α2i) digunakan untuk mengukur risiko expected return saham i.  Variance dapat dihitung dengan cara, yaitu mengkuadratkan standar deviasi

5. Beta(βi) adalah risiko unik dari saham individual, menghitung keserongan (slope) realized return suatu saham dengan realized return pasar (IHSG) dalam periode tertentu.
Beta digunakan untuk menghitung Excess Return to Beta
(ERB) dan Bj yang diperlukan untuk menghitung
Cut-Off Point (Ci). Beta dapat dihitung dengan program
Excelmenggunakan rumus Slope.













6. Alpha(αi) merupakan interceptrealized return saham i dengan  realized return pasar (IHSG), membandingkan perhitungan realized return saham i dengan realized return pasar (IHSG) dalam periode waktu tertentu. Alpha digunakan untuk menghitung variance error (ei).

7. Variance (σei) adalah varian dari residual error saham i yang juga merupakan risiko unik atau tidak sistematik

8. Excess Return to Beta(ERB) digunakan untuk mengukur Return premium saham relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan
yang diukur dengan Beta. ERB menunjukkan hubungan antara return dan risiko yang merupakan faktor penentu investasi.

9. Nilai Ai dihitung untuk mendapatkan nilai Aj dan Bi
dihitung untuk mendapatkan nilai Bj, keduanya diperlukan untuk menghitung Ci. Penentuan nilai Ai dan Biuntuk masing saham ke-i

10. Titik pembatas Ci merupakan saham C ke i yang di hitung dari akumulasi nilai-nilai A1-ai dan B1 sampa B. Nilai Ci merupakan hasil varian pasar dan return terhadap varian error

11. Cut-Off Point (C*) merupakan nilai Ci terbesar dari sederertan nilai Ci  saham, dihitung dengan program Excel menggunakan rumus MAX.

12. Proporsi dana (Xi) masing-masing saham dalam portofolio optimaldihitung dengan program Excel menggunakan rumus IF

14. Covariance adalah rata-rata penyimpangan masing-masing data, merupakan perbandingan perhitungan realized returnsaham A dengan realized return saham B.

15.Correlation atau koefisien korelasi antar saham merupakan perbandingan perhitungan realized returnsaham A dengan perhitungan
realized return saham B dalam suatu periode tertentu.

16.Expected return portofolio E(Rp) merupakan rata-rata tertimbang dari return individual masing-masing saham pembentuk portofolio,

17.Risiko atau standar deviasi portofolio (σp) merupakan rata-rata tertimbang dari standar deviasi individual masing-masing saham pembentuk portofolio

18.Beta portofolio (βp)
merupakan rata-rata tertimbang dari
beta individual
masing-masing saham pembentuk portofolio, dihitu



1 komentar: