Analisis Fortopolio
Manajemen Investasi
Frischa Lamria
23213587
1 EB 18
Pendahuluan
Suatu bentuk usaha selalu diharapkan agar dapat bertahan, bahkan
lebih berkembang dari waktu ke waktu persoalan
strategi verifikasi investasi
terhadap usaha perusahaan . Bentuk verifikasi investasi sering dikenal dengan
bentuk portofolio perusahaan dapat memilih komponen sesuai dengankeinginan dan
analisis yang tepat dari investor .
Analisis portofolio adalah suatu alat yg digunakan oleh manajemen
untuk mengenali dan
mengevaluasi berbagai bisnis yg berbentuk perusahaan.
Dalam manajemen
strategis dan pemasaran, istilah portfolio digunakan untuk menunjukkan
sekumpulan produk, proyek, layanan jasa atau merk yang ditawarkan untuk dijual
oleh suatu perusahaan.
Dalam mengembangkan portfolionya, sebuah
perusahaan dapat menggunakan aneka teknik analisis termasuk analisis Boston
Consulting Group, analisis margin kontribusi, analisis G.E multi faktor ,
Quality Function Deployment (QFD) Setiap perusahaan senantiasa berupaya untuk
meraih difersifikasi dan keseimbangan dalam portfolio produk yang ditawarkan.
Kebanyakan
algoritma optimisasi portfolio adalah berdasarkan pada Teori Portfolio Modern
atau juga disebut MPT-Modern Portfolio Theory, dan yang paling sering digunakan
adalah metode optimisasi perbedaan makna ( mean-variance ooptimization) dimana
alokasi portfolio adalah ditujukan guna memaksimalkan keuntungan dengan cara
menekan risiko.
Ahmad
(2004) memberikan pengertian investasi yaitu sebagai berikut :
a. Suatu
tindakan membeli barang-barang modal.
b. Pemanfaatan
dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan dimasa yang akan datang.
c. Suatu
tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat penyertaan lainnya.
Halim
(2003 : 2), investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Macam-macam bentuk
investasi adalah sebagai berikut :
1.
Investasi
langsung (direct investment) adalah investasi pada asset riil (Real Assets)
misalnya : pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan
/ perkebunan, dan lain-lain.
2. Investasi
tidak langsung (indirect investment) atau investasi portofolio adalah
investasi pada asset finansial (financial assets):
a. Investasi
di pasar uang : deposito, sertifikat BI.
b. Investasi
di pasar modal : saham, obligasi, opsi, warrant.
Sumber-sumber
dana untuk investasi ini berasal dari :
1. Asset
yang dimiliki saat ini
2. Pinjaman
dari pihak lain
3. Tabungan.
Oleh karena itu maka adapun langkah-langkah dalam melakukan
investasi portofolio adalah sebagai berikut (Husnan, 2003 : 454) :
1.
Menentukan kebijakan investasi
2.
Pada tahap awal pengambilan keputusan, investor perlu menetapkan
tujuannya berinvestasi dan menentukan besarnya investasi yang akan ditanam.
Mengingat adanya korelasi antara risiko dan keuntungan (return) yang
diperoleh, maka investor tidak dapat mengatakan bahwa tujuan investasinya
adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya karena akan ada kerugian yang
harus dihadapinya. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan, baik dalam
keuntungan maupun risiko.
2.
Analisis
Sekuritas
Pada
tahap ini akan diadakan analisis terhadap individual (sekelompok) sekuritas. Ada dua
filosofi dalam melakukan analisis sekuritas, yaitu sebagai berikut.
a. Pendapat
pertama menyatakan bahwa sekuritas mispriced (harganya salah,
mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) Dengan analisis ini akan dapat
dideteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan
analisis ini. Cara tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal
dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga
pada masa yang lalu sebagai upaya memperkirakan harga sekuritas di masa yang
akan datang dengan melihat nilai transaksi yang terjadi. Sedangkan
analisis fundamental didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh
emiten maupun oleh administratur bursa efek.
b. Pendapat
kedua menyatakan bahwa pasar modal adalah efisien. Dengan demikian, peralihan
sekuritas tidak didasarkan atas frekuensi risiko para pemodal (pemodal yang
bersedia menanggung risiko tinggi akan memilih sekuritas yang berisiko tinggi),
pola kebutuhan kas, dan sebagainya. Jadi, menurut pendapat ini keuntungan yang
diperoleh pemodal sesuai dengan risiko yang ditanggung.
3. Pembentukan Portofolio
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas mana
saja yang akan dipilih untuk membentuk portofolio dan berapa proporsi dana yang
akan ditanam pada tiap-tiap sekuritas tersebut. Adanya pemilihan sekuritas
ini (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk
meminimalkan risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini akan dipengaruhi
oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, dan status pajak.
Pendapat kedua menyatakan bahwa pasar modal adalah
efisien. Dengan demikian, peralihan sekuritas tidak didasarkan atas frekuensi
risiko para pemodal (pemodal yang bersedia menanggung risiko tinggi akan
memilih sekuritas yang berisiko tinggi), pola kebutuhan kas, dan sebagainya.
Jadi, menurut pendapat ini keuntungan yang diperoleh pemodal sesuai dengan
risiko yang ditanggung.
4. Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini pemodal mengadakan penilaian terhadap kinerja
portofolionya, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko
yang ditanggung. Tidak benar bahwa suatu portofolio yang memberikan keuntungan
yang lebih tinggi mesti lebih baik daripada portofolio lainnya karena adanya
faktor risiko yang perlu dimasukkan juga.
1. Tingkat
pengembalian yang diharapkan (Expected Rate Of Return)
Kemampuan
perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi
oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
a. Kondisi internal
perusahaan
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol
perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM, dan teknologi yang
digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan. Artinya, semakin tinggi tingkat efisiensi,
kualitas SDM dan teknologi, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang
diharapkan.
b. Kondisi eksternal perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan
pertumbuhan ekonomi domestik maupun internasional serta tingkat inflasi yang
terjadi. Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia
bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat
pengembalian investasi dapat dinaikkan.
Selain
perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat
menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan pajak, misalnya diperkirakan
akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat
investasi akan menurun. Faktor sosial politik juga menentukan gairah investasi,
karena jika sosial politik stabil maka pada umumnya juga meningkat. Demikian pula
faktor keamanan (kondisi keamanan negara).
2. Ramalan
mengenai keadaan di masa yang akan datang
Ramalan yang
menunjukkan bahwa keadaan perekonomian akan menjadi lebih baik lagi pada masa
depan, yaitu diramalkan bahwa harga-harga akan tetap stabil (tingkat inflasi
stabil) dan pertumbuhan ekonomi maupun pertambahan pendapatan masyarakat
akan berkembang dengan lebih cepat, merupakan keadaan yang akan mendorong
pertumbuhan investasi. Jika terjadi inflasi maka akan menurunkan investasi
portofolio yang akan ditanam oleh para investor, sehingga kondisi ini akan
mempengaruhi menurunnya harga sekuritas di pasar modal sehingga menyebabkan
investor lebih suka menanamkan uangnya dalam bentuk investasi yang lain,
3. Tingkat
bunga
Tingkat bunga
menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para
pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan
keinginan untuk menanamkan modal apabila tingkat pengembalian modal dari
penanaman modalnya itu, yaitu persentase keuntungan neto (tetapi sebelum
dikurangi bunga uang yang dibayar) modal yang diperoleh, lebih besar dari
tingkat bunga.
.
4. Biaya investasi
Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat
bunga pinjaman, karena semakin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi
semakin mahal. Akibatnya minat berinvestasi semakin menurun.
Faktor lembaga juga mempengaruhi biaya investasi karena prosedur
izin yang berbelit-belit dan lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi
dengan memperhitungkan nilai waktu uang dari investasi semakin mahal. Demikian
halnya dengan keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian
hukum, stabilitas politik, dan keadaan keamanan
5.
Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
Hubungan antara
pendapatan nasional dan investasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
cukup erat di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional.
Investasi akan meningkat apabila pendapatan nasional semakin meningkat dan
begitu juga sebaliknya.
Sukirno (2005 : 381), Penanaman modal portofolio merupakan
penanaman modal dalam bentuk pemilikan surat-surat pinjaman jangka panjang dan
saham-saham dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di negara-negara
berkembang, jadi hanyalah berupa penyertaan dalam pemilikan perusahaan dan
bukan penguasaan kegiatan perusahaan sehari-hari. Dengan kata lain
investasi portofolio (Portofolio Investment ) merupakan pembelian
saham dan obligasi yang semata-mata tujuannya untuk mendapatkan hasil dari dana
yang diinvestasikan oleh para investor melalui pasar modal. Sukirno (2006 :
231), investasi portofolio adalah investasi dalam bentuk membeli harta keuangan
seperti bond, saham perusahaan dan obligasi pemerintah.
Return Portfolio
(Return Portofolio) Return merupakan pengembalian pendapatan yang
diterima dari investasi ditambah perubahan harga pasar, biasanya dinyatakan
sebagai persentase dari harga pasar investasi awal (Van Horne, 1997). Return
yang diharapkan investor dari investasi
yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost)
dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan
tingkat return yang diantisipasi investor di masa yang akan datang. Sedangkan
return yang terjadi (actual return) merupakan tingkat return yang telah
diperoleh investor pada masa yang telah lalu.
Portofolio saham merupakan hasil atau keuntungan yang
diperoleh investor dari setiap alternat
if investasi, dan dapat berasal dari:
1. Yield adalah return
yang merupakan komponen dasar dari suatu investasi, berupa
cash flowyang diterima secara periodik dan biasanya disebut
dividen. Besarnya
Yield bisa positif, nol
atau negatif.
2. Capital Gain atau capital loss adalah return yang diperoleh investor
yang berasal dari perubahan harga
aset-aset yang dipegangnya. Apabila
perubahan harga tersebut positif maka disebut capital gain, sedangkan bila perubahan harga
tersebut negatif disebut capital loss.
Risk Portfolio
(Risiko Portofolio) Risiko
adalah kerugian yang dihadapi oleh para investor (Fabozzi, 1995).
Risiko merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak
menguntungkan (Brigham and Weston, 1990). Risiko juga
didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan atau variabilitas
actual return suatu investasi dengan expected return (Elton dan
Gruber, 1995).
Besarnya risiko
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1.Interest Rate Risk,
adalah variabilitas return yang
disebabkan oleh perubahan tingkat suku bunga.
2.Market Risk, adalah variabilitas
return yang disebabkan oleh fluktuasi pasar secara keseluruhan.
3.Inflation Risk, adalah risiko yang mempengruhi seluruh saham
yang di Quote dalam mata uang tertentu.
4.Business Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena melakukan
investasi pada industri atau lingkungan
tertentu.
5.Financial Risk, adalah risiko yang timbul karena perusahaan
menggunakan instrumen uang.
.
6. Liquidity Risk, adalah risiko yang berhubungan dengan pasar
sekunder dimana instrumen investasi
tersebut diperdagangkan.
7.Exchange Rate Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena
perubahan nilai tukar mata uang suatu
negara terhadap negara lain apabila investor
melakukan investasi ke berbagai nega
ra (diversifikasi internasional).
8.Country Risk, adalah risiko yang terkait dengan risiko atau
keadaan politik suatu negara tempat berinvestasi
Portofolio efisien.
Portofolio efisien adalah kombinasi investasi yang memberikan
nilai return yang sama dengan tingkat risiko yang minimal atau dengan tingkat
risiko yang sama akan memberikan return yang maksimal (Brigham and Daves,
2004). Pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan memilih saham-saham
berdasarkan return dan risiko yang sesuai dengan profil investor.
Berikut ini adalah definisi operasional dan pengukuran variabel
beberapa hal yang berhubungan dengan analisis portofolio optimal, yaitu:
1. Realized Return (Rt)
adalah prosentase perubahan harga penutupan saham A pada bulan ke t dikurangi harga penutupan
saham A pada hari ke t-1 kemudian hasilnya dibagi dengan harga penutupan saham
A pada hari ke t-1.
RT(I)= Pt(i)-Pt-1(i) Dibagi Pt-1(i)
Keterangan:
RT(i) = return realisasi saham i
P(t) = closing price saham i pada hari ke t
P t-1 = closing price saham
i pada hari ke t-1
2. Tingkat keuntungan yang diharapkan atau expected return
tiap saham individual merupakan prosentase rata-rata realized
return saham i dibagi jumlah realized return
saham i. Dihitung dengan program
Excel menggunakan rumus
Average atau menggunakan rumus:
E(Ri)= ƩR(t-i) dibagi n
Keterangan:
E(Ri)= expected return
Rt-i = return realisasi saham i
n = jumlah realized return saham i
3. Standar Deviasi(SD) digunakan untuk mengukur risiko dari realized return, yang dapat dihitung dengan program Excel menggunakan
rumus
4. Variance
(α2i) digunakan untuk mengukur risiko expected return saham
i. Variance dapat dihitung dengan cara,
yaitu mengkuadratkan standar deviasi
5. Beta(βi) adalah risiko unik dari saham individual, menghitung
keserongan (slope) realized return suatu saham dengan realized return pasar
(IHSG) dalam periode tertentu.
Beta digunakan untuk menghitung Excess Return to Beta
(ERB) dan Bj yang diperlukan untuk menghitung
Cut-Off Point (Ci). Beta dapat dihitung dengan program
Excelmenggunakan rumus Slope.
6. Alpha(αi) merupakan interceptrealized return saham i
dengan realized return pasar (IHSG),
membandingkan perhitungan realized return saham i dengan realized return pasar
(IHSG) dalam periode waktu tertentu. Alpha digunakan untuk menghitung variance
error (ei).
7. Variance (σei) adalah varian dari residual error saham i yang
juga merupakan risiko unik atau tidak sistematik
8. Excess Return to Beta(ERB) digunakan untuk mengukur Return premium
saham relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan
yang diukur dengan Beta. ERB menunjukkan hubungan antara return
dan risiko yang merupakan faktor penentu investasi.
9. Nilai Ai dihitung untuk mendapatkan nilai Aj dan Bi
dihitung untuk mendapatkan nilai Bj, keduanya diperlukan untuk
menghitung Ci. Penentuan nilai Ai dan Biuntuk masing saham ke-i
10. Titik pembatas Ci merupakan saham C ke i yang di hitung dari
akumulasi nilai-nilai A1-ai dan B1 sampa B. Nilai Ci merupakan hasil varian
pasar dan return terhadap varian error
11. Cut-Off Point (C*) merupakan nilai Ci terbesar dari sederertan
nilai Ci saham, dihitung dengan program
Excel menggunakan rumus MAX.
12. Proporsi dana (Xi) masing-masing saham dalam portofolio optimaldihitung
dengan program Excel menggunakan rumus IF
14. Covariance adalah rata-rata penyimpangan masing-masing data,
merupakan perbandingan perhitungan realized returnsaham A dengan realized
return saham B.
15.Correlation atau koefisien korelasi antar saham merupakan
perbandingan perhitungan realized returnsaham A dengan perhitungan
realized return saham B dalam suatu periode tertentu.
16.Expected return portofolio E(Rp) merupakan rata-rata tertimbang
dari return individual masing-masing saham pembentuk portofolio,
17.Risiko atau standar deviasi portofolio (σp) merupakan rata-rata
tertimbang dari standar deviasi individual masing-masing saham pembentuk
portofolio
18.Beta portofolio (βp)
merupakan rata-rata tertimbang dari
beta individual
masing-masing saham pembentuk portofolio, dihitu
Terima kasih sangat berguna banget, thanks a lot
BalasHapus